REKRUTMEN TENAGA KERJA
A. Pendahuluan
Fokus utama manajemen sumber daya manusia
adalah memberikan kontribusi suksesnya organisasi. Manajemen sumber
daya manusia haruslah terdiri dari aktifitas-aktifitas yang terkait
dengan manajemen sumber daya manusia meliputi: perencanaan dan analisis
sumber daya manusia, kesetaraan kesempatan bekerja, perekrutan
pengembangan sumbar daya manusia, konpensasi
dan keuntungan, kesehatan, keselamatan dan keamanan, hubungan tenaga
kerja dan buruh (Mathis,Jackson,2001:12)
Sebelum mengisi lowongan kerja,
organisasi haruslah terlebih dahulu mencari orang-orang yang tidak hanya
memenuhi syarat untuk posisi tersebut, namun juga menginginkan
pekerjaan. Organisasi memerlukan sejumlah tenaga kerja dalam usaha
mewujudkan eksistensinya untuk pencapaian tujuan. Tenaga kerja tersebut
berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan yang menjadi tugas pokok
organisasi.
Setelah diadakan perencanaan SDM, dan
analisis serta klasifikasi pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah
melaksanakan rekrutman. Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan,
dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.
Maksud rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan sebanyak mungkin
calon-calon pelamar sehingga organisasi atau perusahaan akan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon
pekerjaan yang dianggap memenuhi standar kualifikasi. Proses rekrutmen
berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran
oleh pelamar.
Oleh karena itulah rekrutmen sebagai
salah satu kegiatan manajemen sumber daya manusia tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan atau jabatan
sebagai hasil analisis pekerjaan atau jabatan yang memberikan gambaran
tentang tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan. Sasaran dari perekrutan
adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan organisasi. Dengan mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga
kerja, analisis pekerjaan (job analysis) adalah dasar dari perekrutan.
B. Pengertian Rekrutmen
Succesful human resource planning is
designed to identify an organization’s human needs. Once this needs are
known, an organization will want to do something about meeting them. The
next step, them, in the staffing function-assuming, of course, that
demand for certain skills, knowledge, and abilities as greater than the
currwnt supply- is recruitng (Decenzo & Robbins, 1999:156)
Menurut Mathis and Jakson, perekrutan
adalah proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi bagus
untuk pekerjaan didalam organisasi atau perusahaan. Dalam arti kata,
merupakan penarikan (recruitment) adalah sebagai proses pencarian dan
pemikatan calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai
karyawan (Handoko,2001:69)
Menurut Ivancevich dan glueck (dalam
Sukamti,1989:133) recruiting adalah serentetan kegiatan yang digunakan
oleh organisasi untuk menarik calon pegawai yang memiliki kemampuan dan
sikap yang dibutuhkan untuk membantu mencapai tujuannya. Sedangkan
menurut Schuler dan Youngblood (dalam Sukamti,1989:133) rekrut
(recruitmen) adalah serentetan kegiatan dan proses yang digunakan untuk
mendapatkan secara sah orang-orang yang tepat dan dalam jumlah yang
cukup. Pada tepat dan waktu yang tepat sedemikian sehingga orang dan
organisasi dapat memilih satu dengan lainnya sesuai dengan keinginan
mereka dalam jangka waktu pendek dan panjang.
Dapat disimpulkan bahwa rekrutmen
merupakan proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid
untuk jabatan/pekerjaan utama di lingkungan suatu organisasi atau
perusahaan. Berarti rekrutmen merupakan langkah pertama dalam rangka
menerima seseorang dalam suatu lembaga atau organisasi.
Melalui rekrutmen inilah kontak pertama
kali diusahakan organisasi atau perusahan untuk pegawai potensial,
melalui rekrutmen inilah banyak individu datang untuk mengenal
organisasi dan yang ada pada akhirnya nanti memutuskan ingin bekerja
denganya atau tidak. Suatu usaha rekrutmen yang dirancang dan dimanage
dengan baik akan menghasilkan pelamar yang berkualitas baik dan
sebaliknya yang terjadi apabila usaha ini dijalankan setengah-setengah.
Pegawai yang berkualitas tidak dapat dipilih apabila mereka tidak
mengetahui adanya lowongan pekerjaan sehingga tidak melamar. Dengan
rekrut harus diusahakan bahwa orang-orang dengan kualitas tinggi
mengetahui kesempatan kerja ini, perusahaan atau organisasi perlu
menyediakan informasi yang cukup mengenai pekerjaan sehingga pelamar
dapat memprertimbangkan kesesuaiannya dengan minat dan kualifikasi
mereka.
Rekrutmen tidak hanya penting bagi
organisasi, rekrutmen merupakan proses dua arah. Pelamar menghendaki
informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja didalam
organisasi yang bersangkutan, organisasi juga sangat menginginkan
informasi yang akurat tentang seperti apakah pelamar jika diangkat jadi
pegawai. Pelamar mununjukkan bahwa mereka adalah calon-calon yang dan
harus mendapat tawaran kerja, pelamar juga mencoba untuk meminta
organisasi agar memberikan informasi guna menentukan apakah mereka akan
bergabung dengannya. Organisasi ingin menunjukkan bahwa mereka merupakan
tempat yang nyaman untuk bekerja, mereka ingin mendapat sinyal dari
para pelamar yang memberikan gambaran yang sejujurnya tentang nilai
potensial mereka kelak sebagai karyawan.
C. Alasan-Alasan Pasar Rekrutmen
Gomes (2003:105) mengemukakan rekrutmen
dilaksanakan oleh organisasi disebabkan adanya lowongan dengan beraneka
ragam alasan, yaitu:
- Berdirinya organisasi baru
- Adanya perluasan (ekspansi) kegiatan organisasi
- Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
- Adanya pekerjaan yang pindah ke organisasi lain
- Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat sebagai tindakan punitive
- Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun, dan
- Adanya pekerja yang meninggal dunia.
Agar kegiatan produktifitas disuatu
organisasi tidak mengalami gangguan yang diakibatkan oleh berbagai
faktor, seperti yang disebutkan di atas, maka organisasi tersebut dengan
cara merekrut tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya.
D. Teknik-Teknik Rekrutmen
Teknik-teknik rekrutmen baik disektor
publik maupun swasta, dapat dilakukan melalui cara disentralisasikan
atau didesentralisasikan, tergantung kepada keaadan (besarnya)
organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja yanh hendak direkrut (Gomes.2003:111)
1. Teknik rekrutmen yang disentralisasikan
Jika rekrutmen disentralisasikan,
instansi yang mengelola sumber daya manusia itu bertanggung jawab untuk
meminta dari para manger akan perkiraan-perkiraan periodik mengenai
jumlah dan tipe pekerja-pekerja baru yang dibutuhkan diwaktu akan
datang. Instansi manajemen sumber daya manusia tingkat pusat akan
mengeluarkan pengumuman perihal lowongan kerja yang tersedia untuk
memenuhi peraturan perundangan Affimartive Action yang menghendaki
perwakilan proporsional maka setiap pengumuman pekerjaan harus
memasukkan informasi seperti:
- jenis pekerja, klasifikasi, dan besarnya gaji
- lokasi tugas (unit geografis dan organisasi)
- gambaran dari kewajiban-kewajiban kerja.
- Kualifikasi minimal
- Tanggal mulai kerja
- Prosedur-prosedur pelamaran,
- Tanggal penutup bagi
- Teknik rekrutmen yang didesentralisasikan
2. Teknik rekrutmen yang
didesentralisasikan terjadi di instansi-instansi yang relatif kecil,
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi
memperkejakan berbagai tipe pekerja. Rekrutmen dengan cara ini selalu
dipakai untuk posisi khas professional, ilmiah, atau administratif bagi
suatu instansi tertentu. Instansi-instansi secara sendiri-sendiri
biasanya lebih memilih rekrutmen yang didesentralisasikan karena mereka
akan secara langsung mengendalikan proses rekrutmennya.
E. Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu:
a. Teori rekrutmen “pencarian” (prospecting theory of recruitment)
Menurut teori ini rekrutmen dapat
dilakukan sebagai sebuah proses satu arah (one-way process) yang
dilakukan perusahaan untuk mencari calon karyawan.
b. Teori rekrutmen “pasangan” (mating theory of recruitment)
Teori ini mengemukakan bahwa calon karyawan maupun manejer sama-sama mencari organisasi, sebagaimana organisasi mencari mereka.
Agar pencarian organisasi dan pelamar dapat bertemu, terdapat tiga kondisi yang harus terpenuhi yaitu:
- Adanya sebuah media komunikasi
- Adanya kecocokan dari pelamar antara karakteristik pribadinya dengan persyaratan kerja organisasi
- Adanya motovasi untuk melamar.
Sebelum melakukan rekrutmen, perlu
dilakukan sistem perencanaan sumber daya manusia yang meilupti
perkiraan, permintaan dan suplai karyawan atau tenaga di suatu
organisasi. Kegiatan perencanaan sumber daya manusia terdiri dari empat
kegiatan, yaitu:
a) Inventarisasi persediaan sumber daya manusia
Yaitu menelaah dan menilai sumber daya
manusia yang ada atau yang tersedia saat ini (tentang jumlahnya,
kemampuan, keterampilan dan potensi pengembangannya) serta menganalisa
penggunaan sumber daya manusia.
b) Perkiraan (peramalan) sumber daya manusia
Melakukan prediksi atau taksiran
kebutuhan (permintaan) dan tawaran (suplay) sumber daya manusia di waktu
yang akan datang, baik jumlah (kuantitas) maupun kualitasnya.
c) Penyusunan rencana sumber daya manusia
Memadukan kebutuhan (permintaan) dengan
penawaran (suplay) sumber daya manusia melalui rekrutmen (penarikan),
seleksi, pelatihan, penempatan, pemindahan, promosi dan pengembangan.
d) Monitoring dan evaluasi
Untuk memberikan umpan balik terhadap
pencapaian tujuan sasaran perencanaan sumber daya manusia, perlu disusun
rencana monitoring dan evaluasi serta indikator monitoring dan evaluasi
tersebut.
Hubungan antara penarikan dan perencanaan sumber daya mansuia, dapat dilihat dalam berbagai bagan 1 berikut:
F. Sumber Rekrutmen
1. Rekrutmen Internal
Mengisi posisi yang lowong dengan calon
dari dalam memiliki banyak keuntungan. Pertama, sebenarnya tidak ada
penggantian untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan seorang calon.
Karenanya seringkali lebih aman untuk mempromosikan karyawan dari dalam.
Calon dari dalam lebih berkomitmen kepada perusahaan kandidat dan lebih
sedikit pelatihan dari pada kandidat dari luar.
Sumber-sumber internal meliputi karyawan
yang ada sekarang yang dapat dicalonkan untuk dipromosikan,
dipindahtugaskan atau diretasi tugasnya, serta mantan karyawan yang bisa
dikaryakan dipanggil kembali. Dan untuk melakukan rekrutmen internal
kegiatan yang populer dan banyak digunakan diantaranya adalah
(Nawawi,2000:175) :
a) Rencana suksesi
Merupakan kegiatan yang difokuskan pada
usaha mempersiapkan pekerja untuk mengisi posisi-posisi eksekutif.
Program yang sangat strategis bagi sebuah organisasi/perusahaan, ini
pada umumnya diselemggarakan secara informal. Untuk itu perlu dilakukan
identifikasi para pekerja untuk mendapatkan yang memiliki potensi
tinggi. Pekerja itu diberi kesempatan memperoleh kesempatan setingkat
eksekutif, baik sebagai pelatihan atau melalui pengalaman langsung yang
berdampak untuk pengembangan karier, maupun untuk menguji kemampuannya
sebelum menempati posisi penting dilingkungan organisasi/perusahaan.
b) Penawaran terbuka untuk satu jabatan (job posting)
Merupakan sistem mencari pekerja yang
berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong, dengan memberikan
kesempatan pada semua pekerja yang berminat. Semua pekerja yang
berminat untuk mengisi jabatan untuk menyampaikan permohonan untuk
mengikuti seleksi intern. Cara ini baik untuk mengisi kekosongan
eksekutif tingkat bawah, guna menghindari penempatan yang bersifat
subyektif.
c) Perbantuan pekerja
Rekrutmen internal dapat dilakukan
melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain
(pekerja yang ada). Kemudian setelah selang beberapa waktu lamanya
apabila pekerja yang diperbantukan merupakan calon yang cocok/tepat dan
sukses, maka dapat diangkat untuk mengisi jabatan yang kosong tersebut.
Perbantuan pekerja ini merupakan sumber tenaga kerja intern yang penting
untuk semua tingkatan jabatan, karena merupakan pekerja yang sudah
mengenal secara baik organisasi/perusahaan tempatnya bekerja. Untuk itu
pembayaran upah harus sesuai dengan jabatan baru serta insentif-insentif
lainnya, agar motivasi untuk bekerja secara efektif dan efisien cukup
tinggi.
d) Kelompok pekerja sementara
Kelompok pekerja sementara (temporer)
adalah sejumlah tenaga kerja yang diperkerjakan dan diupah menurut
keperluan, dengan memperhitungkan jumlah jam atau hari kerja. Salah satu
diantaranya adalah dengan sistem kontrak, yang akan diakhiri jika masa
kontrak selesai.
e) Promosi dan pemindahan
Rekrutmen yang paling banyak dilakukan
adalah promosi untuk mengisi bersifat horizontal. Kekosongan pada
jabatan yang lebih tinggi yang diambil dari pekerja yang jabatanya lebih
rendah. Disamping itu terdapat pula kegiatannya dalam bentuk
memindahkan pekerja dari satu jabatan ke jabatan yang lain yang sama
jenjangnya. Dengan kata lain promosi bersifat vertikal, sedang
pemindahan.
2. Rekrutmen Eksternal
Rekrutmen ekstenal adalah proses
mendapatkan tenaga kerja dari pasar tenaga kerja di luar organisasi atau
perusahaan. Perusahaan tidak selalu bisa mendapatkan semua karyawan
yang mereka butuhkan dari staf yang ada sekarang, dan terkadang mereka
juga tidak ingin.
Sumber rekrutmen eksternal meliputi
individu-individu yang saat ini bukan merupakan anggota organisasi.
Manfaat terbesar rekrutmen eksternal adalah bahwa jumlah pelamar yang
lebih banyak dapat direkrut. Hal ini tentunya mengarah kepada kelompok
pelamar yang lebih besar dan kompeten daripada yang normalnya dapat
direkrut secara internal. Pelamar dari luar tentu membawa ide, teknik
kerja, metode produksi, atau pelatihan yang baru ke dalam organisasi
yang nantinya akan menghasilkan wawasan baru kedalam profitabilitas.
Setiap organisasi atau perusahaan secara periodik memerlukan tenaga
kerja dari pasar tenaga kerja diluar organisasi atau perusahaan. Pasar
tenaga kerja merupakan sumber tenaga kerja yang sangat bervariasi.
Beberapa bentuknya adalah (Nawawi,2000:178)
a) Hubungan dengan universitas
Universitas atau perguruan tinggi
merupakan lembaga pendidikan yang bertugas menghasilkan tenaga kerja
sesuai dengan lapangan kerja yang terdapat dimasyarakat. Dengan demikian
berarti universitas merupakan sumber tenaga kerja yang dapat
dimanfaatkan oleh organisasi atau perusahaan, untuk mengisi jabatan
dibidang bisnis/produk lini dan jabatan penunjangnya.
b) Eksekutif mencari perusahaan
Sering terjadi perusahaan memerlukan
eksekutif senior untuk mengisi jabatan penting, dengan menawarkan
upah/gaji yang kompetetif dibandingkan dengan perusahaan sejenis sebagai
pesaingnya. Rekrutmen tersebut jika sulit dipenuhi, sekurang-kurangnya
lembaga/organisasi dapat mengangkat konsultan ahli, yang dapat diperoleh
diberbagai lembaga, khususnya perguruan tinggi. Rekrutmen ini jika
dibandingkan dengan cara lain, ternyata relatif mahal.dengan
pengangkatan konsultan, pembiayaan dapat lebih ditekan karena dapat
dibatasi waktunya dalam penetapan perjanjian.
c) Agen tenaga kerja
Rekrutmen eksternal lainnya dapat
dilakukan melalui agen tenaga kerja, yang memiliki calon dengan berbagai
kualifikasi dan kualitasnya. Untuk itu organisasi/perusahaan hanya
menyampaikan karekteristik calon yang diinginkan. Organisasi/perusahaan
membayar agen apabila ternyata calon yang diajukan disetujui dan
diangkat sebagai eksekutif.
d) Rekrutmen dengan advertensi
Rekrutmen eksternal dapat dilakukan
dengan cara mengadventasikan tenaga kerja yang diperlukan. Untuk
keperluan itu dapat dipergunakan surat kabar lokal, termasuk majalah,
radio dan televisi, bahkan melalui surat yang disampaikan secara
langsung pada calon.
Bentuk lain rekrutmen yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a) Teman/famili pekerja
Cara ini adalah memberikan kesempatan
kepada pekerja untuk mencalonkan seseorang yang dikenalnya, dengan
ketentuan harus melalui seleksi agar memperoleh tenaga kerja yang
kualifaid, cara ini disebut juga “rekrutmen dari mulut ke mulut” yang
mungkin merupakan rekrutmen internal dan mungkin pula bersifat
eksternal.
b) Kantor penempatan tenaga kerja
Di Indonesia dalam rangka menyalurkan
tenaga kerja yang sangat besar jumlahnya, ternyata pemerintah ikut
berperan aktif dalam membantu pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan.
Untuk itu organisasi/perusahaan dapat meminta bantuan atau bekerja sama
dalam merekrut tenaga kerja baru melalui daftar tunggu pencari kerja.
Setiap calon dipanggil untuk mengikuti seleksi, agar diperoleh tenaga
kerja yang kompetetif.
c) Balai latihan keterampilan
Balai latihan keterampilan bertugas
membantu pencari kerja untuk memeperoleh keterampilan kerja tertentu.
Dari balai ini dapat diperoleh sejumlah calon yang direkomendasi, namun
jika jumlahnya melebihi kebutuhan dapat dan perlu pula diseleksi melalui
proses yang obyektif.
d) Organisasi profesional
Sebuah organisasi/perusahaan tidak
mustahil untuk meminta bantuan atau bekerjasama dengan organisasi
profesional yang relevan, dalam usaha merekrut tenaga kerja yang
kualifaid.
Berdasarkan uraian diatas, masing-masing
sumber rekrutmen baik sumber intenal maupun sumber eksternal mempunyai
keuntungan dan kelemahan, seperti yang dikemukakan oleh Schuler dan
Jackson (2006:239) sebagai berikut:
1. Sumber internal
Keuntungan meliputi:
- Semangat kerja yang lebih baik
- Penilaian kemampuan yang lebih baik
- Biaya lebih rendah untuk lowongan tertentu
- Motivasi yang lebih tinggi untuk berkinerja lebih baik
- Pengisian lowongan lebih cepat
Kerugianya, meliputi:
- Rasa lekat pada lingkungan lama yang sudah diakrabi
- Menimbulkan masalah semangat kerja bagi yang tidak dipromosikan
- Menimbulkan pertikaian politik promosi
- kebutuhan akan program pengembangan managemen dan pelatihan yang mendesak
- Menghambat ide-ide baru
Keuntungannya meliputi :
- “darah baru” perspektif baru
- Biaya yang lebih rendah daripada melatih seorang professional
- Tidak ada kelompok politik yang beraliansi dalam organisasi
- Kemungkinan membawa rahasia pesaing wawasan baru
- Membantu memenuhi kebutuhan kesempatan kerja sama
Kerugian, meliputi:
- Kemungkinan memilih orang yang tidak cocok, akan menimbulkan masalah semangat kerja bagi calon karyawan internal yang tidak terpillih
- Penyesuaian atau orientasi memerlukan waktu yang sama
- Kemungkinan membawa perilaku lama yang kurang baik
Formulir lamaran
Formulir lamaran dirancang sendiri oleh
organisasi/lemabga dalam rangka menggali berbagai macam informasi dari
para pelamar sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan tersebut.
Menurut Siagan (2006:126) secara umum formulir lamaran dapat menggali
informasi tentang delapan hal, yaitu:
1. Data pribadi,
2. Status pelamar,
3. Keahlian dan keterampilan,
4. Riwayat pengalaman,
5. Latar belakang kemiliteran,
6. Piagam penghargaan,
7. Kegemaran atau hobi, dan
8. Referensi
G. Media Penarikan Sumber Daya Manusia
Tiap organisasi mempunyai cara yang
berbeda-beda dalam menarik calon karyawannya. Beberapa organisasi yang
yang besar mempunyai sistem yang sangat baik dan dengan menggunakan
media mass yang canggih dalam menarik calon karywannya. Tetapi ada
beberapa organisasi, cara penarikan calon karyawan ini sangat sederhana
dan dengan media yang sederhana pula. Berbagai cara dan media untuk
menarik sumber daya manusia sebagai calon karyawan, antara lain:
a. Iklan
Menarik calon karyawan melalui iklan di
media massa, baik elektronik maupun media cetak mempunyai efektifitas
yang tinggi, karena dapat menjaring seluruh lapisan masyarakat pelamar,
dan pelamar dapat lebih banyak. Hal ini mempunyai beberapa keuntungan
antara lain organisasi mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk
memilih calon karyawan yang lebih baik.
Cara pengiklanan melalui media cetak pada
umumnya ada dua jenis yaitu: want ad dan blind ad. Want ad dimana
organisasi dan cara melamar disebutkan dalam iklan tersebut. Blind ad
tidak menyebutkan nama dan alamat organisasi yang memerlukan karyawan.
Lamaran para pelamar biasanya dialamtkan ke PO BOX. Cara ini digunakan
untuk menghindari membanjirnya calon karyawan atau pelamar ke kantor
organisasi yang bersangkutan.
b) Badan-badan penyalur tenaga kerja
Penarikan sumber daya manusia juga dapat
dilakukan melalui badan-badan [enyalur atau penempatan tenaga kerja baik
pemerintah maupun swasta. Di Indonesia pada tiap-tiap provinsi
mempunyai kantor penempatan tenaga kerja (pemerintah) yang fungsinya
adalah menyalurkan tenaga-tenaga kerja yang telah mendaftarkan ke
kantor penempatan tersebut ke organisasi-organisasi, baik pemerinta
maupun swasta yang memerlukan calon karyawan. Bahkan beberapa organisasi
mewajibkan setiap pelamarnya untuk mencari kartu kuning, yaitu suatu
bukti bahwa ia telah terdaftar di kantor tenaga kerja.
Badan-badan penempatan atau penyalur
tenaga kerja yang profesional swasta dewasa ini belum begitu berperan di
Indonesia, kecuali untuk tenaga kerja yang akan dikirm ke luar negeri.
c) Lembaga-lembaga pendidikan
Beberapa lembaga pendidikan terutama
perguruan tinggi yang kualitasnya baik saat ini juga sudah mulai menjadi
media untuk menyalurkan tenaga kerja. Bahkan beberapa perusahaan atau
organisasi telah terlebih dahulu memesan dan memberikan beasiswa kepada
para mahasiswa yang berprestasi untuk selanjutnya akan diangkat menjadi
karyawan.
d) Organisasi-organisasi karyawan
Di negara-negara maju, dimana organisasi
atau serikat buruhnya sudah baik, organisasi-organisasi baik swasta
maupun pemerintah mencari calon karyawannya melalui
organisasi-organisasi karyawan tersebut.
e) Organisasi-organisasi profesi
Organisasi-organisasi profesi seperti
HIPMI, KADIN, IWAPI dan sebagainya dapat merupakan media untuk
menyalurkan tenaga kerja atau calon karyawan bagi organisasi-organisasi
atau perusahaan. Dengan sendirinya tenaga kerja yang disalurkan ini
sesuai dengan organisai profesi yang bersangkutan.
f) Leasing (penyewaan)
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
dalam jangka waktu pendek, suatu organisasi dapat menyewa tenaga kerja
yang profesional yang terampil kepada perusahaan penyewaan tenaga kerja
(leasing)
g) Rekomendasi dari karyawan
Para karyawan yang telah bekerja pada
suatu organisasi saat ini boleh merekomendasikan calon karyawan barua
dalam organisasinya. Dengan sendirinya kemampuann karyawan yang
direkomendasikan tersebut sesuai dengan kemampuan yang diperlukan oleh
organisasinya.
h) Nepotisme
Beberapa organisasi atau perusahaan
penarikan anggota keluarga sebagai karyawan organisasi. Penarikan calon
karyawan melalui cara ini, kecakapan dan kemampuan tidak menjadi
prioritas pertimbangan.
i) Open house
Cara ini masih baru, dima orang-orang di
sekitar organisasi atau perusahaan tersebut diundang. Kemudian
organisasi tersebut menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
organisasi termasuk kebutuhan tenaga kerja yang akan menangani beberapa
kegiatan. Dengan cara ini bila ada orang yang tertarik terhadap lowongan
tadi, diberi kesempatan untuk melamar sebagai calon karywan.
j) Event Organisation (EO)
Penarikan sumber daya manusia sebagai
calon karyawan yang telah dilakukan oleh organiasi pencari tenaga kerja
melalu berbagai media ini perlu dievaluasi. Untuk mengetahui sukses atau
tidaknya penarikan sumber daya manusia dapat dinilai dengan menggunakan
beberapa kriteria, yaitu:
- Jumlah pelamar
- Jumlah usulan tentang pelamar yang diajukan untuk diterima
- Jumlah penerimaan (pelamar yang diterima)
H. Kendala-kendala rekrutmen
1. faktor-faktor organisasional
Beberapa kebijaksanaan yang mungkin menjadi kendala dalam proses rekrutmen antara lain:
- kebijaksanaan promosi dari dalam. Dengan kebijaksanaan ini lowongan-lowomgan yang ada diisi oleh para pekerja yang sudah menjadi karyawan organisasi, tentunya para pencari tenaga tidak usah lagi mencari sumber-sumber tenaga diluar organisasi. Sehingga kemungkinan memperoleh tenega baru dengan pandangan baru ,pendekatan baru, keahlian, dan keterampilan baru sangat terbatas.
- Kebijaksanaan tentang imbalan. Dengan kebijaksanaan ini para pencari tenaga kerja baru hanya dapat menawarkan tingkat penghasilan tertentu kepada para pelamar berdasarkan kebijaksanaan yang berlaku bagi organisasi.
- Kebijaksanaan tentang status kepegawaian. Maksud dari kebijaksanaan ini ialah ketentuan tentang apakah para pegawai harus bekerja penuh bagi organisasi ataukah dimungkinkan bekerja separuh waktu. Dengan kebijaksanaan seperti ini para pencari tenaga kerja hanya mencari pelamar yang bersedia bekerja secara purna waktu bagi organisasi yang akan memperkerjakannya.
- Rencana sumber daya manusia. Rencana ini memberi petunjuk tentang lowongan yang bagaimana sifatnya yang diisi dari dalam dan lowongan yang bagaimana akan diisi melalui rekrutmen dari luar. Dengan rencana demikian akan membatasi langkah dan tindakan para pencari tenaga kerja, mereka harus mematuhi apa yang telah ditetapkan.
Para pencari tenaga kerja mungkin saja
sudah mempunyai kebiasaan-kebiasaan tertentu. Segi negatif dari
kebiasaan, yang merupakan kendaka dalam proses rekrutmen ialah
kecenderungan berbuat kesalahan yang sama terutama apabila kesalahan
yang pernah dibuat tidak mempunyai dampak negatif kuat bagi organisasi.
3. Kondisi eksternal
-
- Tingkat pengangguran. Ketika tingkat pengangguran tinggi, para pencari tenaga kerja dapat bertindak lebih selektif karena banyaknya pelamar. Sebaiknya, ketika tingkat pengngguran rendah, pencari tenaga kerja tidak tepat kalau ”jual mahal” karena pencari pekerja tidak terlalu sulit untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan pengalamannya.
- Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja baru dengan organisasi laimn yang bergerak dibidang kegiatan yang sama atau menghasilkan barang dan jasa sejenis. Analisis tentang kedudukan relatif suatu organisasi turut menetukan sikap para pencari tenaga kerja dalam menyelenggarakan rekrutmen.
- Langka tindaknya keahlian atau keterampilan terentu. Dipasaran kerja, tersedia tidaknya orang memeilih pengetahuan dan keterampilan tertentu itu tidaklah konstan, bisa saja suatu ketika terjadi kelangkaan orang yang memiliki keahlian tertentu. Dengan demikian sikap dan tindakan para pencari tenaga kerja baru berbeda dibandingkan jika tidak menghadapi suasana kelangkaan.
- Proyeksi angkatan kerja pada umumnya. Hal ini berkaitan dengan berbagai faktor demografi, seperti laju pertumbuhan penduduk, dari nsegi jenis kelamin, jumlah dan jenis keluaran lembaga pendidikan. Dari proyeksi tersebut para pencari tenaga kerja dapat memperkirakan apakah jumlah pelamar akan banyak dan dengan kualifikasi yang bagaimana.
- Peraturan perundang-undangan dibidang ketenegakerjaan. Berbagai peraturan perundang-undngan merupakan faktor eksternal yang harus diperhitungkan dan di taati misalnya, ketentuan mengenai upah minimim, upah lembur, ketentuan memeperkerjakan wanita dalam persentase tertentu, hak cuti pegawai.
- Praktek rekrutmen oleh organisasi lain. Kondisi ideal dalam dunia keniagaan ialah apabila semua organisasi menerapkan norma-norma etika yang telah disepakati bersama. Akan tetapi dalam kenyataan tidak selalu demikian, banyak praktek-praktek pengelolaan organisasi, termasuk rekrutmen yang melanggar norma-norma etika.
- Tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru. Peranan informasi tentang analisis pekerjaan adalah sangat penting, dengan informasi ini para pencari kerja tidak lagi semata-mata berpedoman kepada keinginan manajer yang akan memperkerjakan tenaga baru itu kelak, tetapi msudah memperhitungkan faktor-faktor lain yang memang harus diperhitungkan.
Berbagai kendala yang mugkin dihadapi
dalam merekrut tenega kerja baru harus dipertimbangkan secara matang,
dengan demikian waktu, tenaga da biaya yang dikeluarkan sepadan dengan
hasil yang dicapai, yaitu tersedianya tenaga kerja baru yang memenuhi
berbagai persyaratan dan tuntutan tugas yang akan dilaksanakan.
Sumber:Soekodjo, Notoatmojo, Prof. DR. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka CiptaDecenzo, D.A & Robbins, SR. (1999). Humon resources management. Sixth edition. New York : John Wiley & Sons. IncHandoko, T. Hani (2001). Manajemen personalia dan sumber daya manusia.Yogyakarta : BPFEMathis. Robert L. & Jackson, John H. (2001). Manajemen sumber daya manusia. Penerjemah JimmY Sadeli & Bayu Prawira Hie,Jakarta:Salemba.empat.judul asli Human resource management. (2000), South – Western College PublishingNawawi, H. Hadari (2000). Manajemen sumber daya manusia . Yogyakarta: Gadjah Mada University PressSiagian, Sondang P. (2006). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : PT Bumi AksaraSimmamora, Henry (2006). Manajemen sumber daya manusia . Yogyakarta : STIE YKPN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar