Senin, 04 Juli 2016

Doa Dan Harapan Diakhir Bulan Ramadhan

Minal aidzin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan Bathin Ya...
   Bulan Ramadhan yang penuh nikmat dan barokah sebentar lagi akan meninggalkan kita, mari kita sejenak tundukan kepala kita, angkat tangan kita, renungkan semua yang telah kita perbuat, bayangkan apabila ramadhan kali ini adalah ramadhan terakhir kita, marilah kita sejenak berdoa diakhir ramadhan ini :

Ya Allah Jadikanlah kami termasuk golongan mereka yang berpuasa dengan penuh iman dan pengharapan, maka ampuni dosa-dosa kami yang terdahulu

Ya Allah  Jadikanlah kami termasuk golongan mereka yang sholat tarawih dengan penuh iman dan pengharapan, maka ampuni dosa-dosa kami yang terdahulu

Ya Allah ..Jadikanlah kami termasuk mereka yang mendapatkan keberkahan malam lailatul qadar pada ramadhan kali ini

Ya Allah ..Jadikanlah kami termasuk golong orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang diampuni dosanya dan dibebaskan dari ancaman api neraka

Ya Allah, jadikanlah puasa kami dan tilawah kami sebagai penolong kami di akhirat nanti

Ya Allah , jangan jadikan kami golongan mereka yang berpuasa tapi hanya mendapat lapar dan dahaga, atau mereka yang sholat tarawih hanya mendapat lelah dan kantuk saja

Ya Allah, jangan jadikan kami termasuk golongan mereka yang mendapati ramadhan tapi tidak diampuni segala dosa- dosa kami.

Ya Allah, ampunilah segala kekurangan dan kesalahan kami dalam menjalani Ramadhan tahun ini, segala tingkah laku dan ucapan sia-sia, perkataan keji dan dusta, juga segala maksiat dan dosa yang kami sadari maupun tidak kami sadari ....

Ya Allah terimalah segala amal perbuatan kami dalam bulan ramadhan kali ini, sholat kami, puasa kami, tilawah kami, sujud kami, infaq dan zakat kami, tarawih kami, dan semua amal baik kami ....








Ya Allah, andai Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir kami, ampunilah segala dosa- dosa kami, dosa ibu bapak kami, dosa keluarga kami dan kembalikanlah kami kepada keadaan yang fitri seperti ketika kami terlahir kedunia ini.

Ya Allah, kembalikanlah kepada kami Ramadhan tahun yang akan datang .... tahun demi tahun, sepanjang hidup kami.

Ya Allah, pertemukanlah kami dengan Hari raya idul fitri esok hari agar kami dapat meminta maaf kepada orangtua kami, keluarga kami, kerabat kami, teman- teman kami, serta orang- orang yang pernah kami lukai baik yang disengaja maupun yang tidak kami sengaja.

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, kabulkanlah segala doa- doa kami.

Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin....

Akhir kata Saya dan Keluarga mengucapkan " Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin” yang artinnya “semoga Allah menerima amalan saya dan kamu, amalan puasa saya dan kamu, semoga Allah menjadikan saya dan kamu sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung"
"Mohon maaf lahir dan bathin“.

Jumat, 01 Juli 2016

Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki

 Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki


Ada banyak cara untuk mengungkapkan perasaan bahagia, marah, sedih dan terluka. Namun dari setiap perasaan yang kamu rasakan, sudahkah rasa syukur menempati tempat teratas dari semua perasaan tersebut, apabila belum coba kita renungkan cerita dibawah ini?
Ada sebuah cerita inspiratif tentang seorang guru yang tengah melakukan perjalanan bersama muridnya. Si murid bertanya, “Guru, kenapa kita harus melewati hutan ini? Saya tidak suka karena hutan ini kotor dan jalannya tidak rata. Apa guru tak takut celaka?”
Guru pun menjawab, “Hutan ini adalah jalan agar kita bisa secepatnya sampai ketempat tujuan, jadi sebaiknya jangan mengeluh karena nanti energimu akan habis.”
“Tapi aku lapar, apa boleh kita beristirahat sebentar dan berburu?” Balas sang murid. Keduanya pun memutuskan untuk duduk di atas batu dan mulai mencari sesuatu yang bisa dimakan.
“Kalau begitu, Guru ke sebelah sana dan aku ke sebelah sini.” Mereka pun berpencar dan berhasil mendapatkan seekor kelinci lalu mengolah dan menyantapnya.
“Emm… Enaknya!! Setelah ini kita makan apa lagi? Perjalanan kita masih sangat jauh, Guru.” Melihat tingkah muridnya yang selalu saja mengeluh dan tidak pernah merasa puas, sang Guru hanya tersenyum lalu mengabaikan ucapan muridnya. Perjalanan dilanjutkan sampai mereka menemukan sebuah perkampungan kecil.
Si murid kembali berkata, “Guru, kampung apa ini? Aku belum pernah ke sini sebelumnya. Uh, kumuh sekali! Rakyat yang tinggal di sini pasti rakyat biasa!” Sang Guru tersenyum kembali dan mengabaikan perkataan muridnya.
“Guru, hari sudah mulai gelap, bagaimana kalau kita menginap saja di kampung ini? Tapi pastikan kalau mereka menyediakan penginapan yang nyaman. Saya tidak ingin seperti mereka yang hanya tidur diatas tikar.”
Dan akhirnya si Guru setuju. Hari berganti hari dilalui, mereka bergegas untuk melanjutkan kembali perjalanannya. Namun belum jauh langkahnya, si murid kembali berkata, “Guru, sepatu siapa ini?”
Merasa heran dengan sepatu lusuh yang ia temukan di tepi jalan, si murid mengira-ngira, “Ini pasti milik Pak Tua itu.” Ucapnya sambil melihat ke arah seseorang. Ya, sepatu itu memang milik Pak Tua yang sedang berladang. Dan dengan tingkahnya yang jahil, ia pun mengambil sepatu itu lalu menyimpannya di bawah tumpukan batu.
“Hei, jangan seperti itu, kita tidak seharusnya bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain. Kamu bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dan itu akan mendatangkan kesenangan yang lebih besar. Sekarang, kembalikan sepatu itu pada posisi semula!” Perintah sang guru.
Lama menanti, akhirnya Pak Tua kembali dari ladang dan bergegas mengambil sepatunya. Saat ia hendak memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal. Si Pak Tua merogoh ke dalam sepatunya lalu terkejut karena menemukan kumpulan uang di sana.
Ia memegang sambil melihat ke sekelilingnya, memastikan apakah ada orang disekitarnya. Dan tak ada seorang pun di sana. Perasaan haru mulai menguasai hatinya, ia pun jatuh tersungkur dan kemudian menengadahkan tangannya ke atas. Doa ucapan syukur terdengar jelas dari mulutnya.
Ia bersyukur atas kemurahan yang Tuhan berikan dan ia bersyukur karena pertolongan telah datang kepadanya. Ia sempat berbicara mengenai istrinya yang sakit dan ibunya yang sudah tua renta, juga anaknya yang kelaparan karena tak ada uang.
Melihat hal itu, si murid dengan tidak sadar telah menitikkan air mata. Ia berpaling pada sang guru seraya berkata, “Ini adalah pelajaran berharga bagiku, bahwa nikmat akan terasa berharga saat kita menyadari dan senantiasa mensyukurinya.”
Kesombongan akan selalu membutakan hati, mata, dan pikiran kita untuk melihat betapa besar kenikmatan yang telah kita terima. Sebelum nikmat itu dicabut, marilah senantiasa mensyukurinya. Karena semakin besar rasa syukur, semakin besar pula nikmat yang akan Tuhan berikan kepada kita.

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi pembelajaran untuk kita semua...

Kalau ada sumur diladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Semoga bisa posting lagi.

MENCARI SEBUAH KEBAHAGIAAN

MENCARI SEBUAH KEBAHAGIAAN

"Kebahagiaan sejati adalah yang berasal dari dalam diri sendiri"

Pada artikel kali ini penulis ingin sedikit berbagi kisah tentang seekor ikan yang mencari sebuah kebahagiaan, semoga artikel ini menjadi pembelajaran untuk kita semua.
#Amin...
    Pada suatu hari seekor ayah ikan  sedang menasihati anaknya di pinggir sebuah kolam. Ayah berkata, Lihatlah anakku, air ini begitu penting bagi kehidupan tanpa air semua akan mati. Dengan air ini ikan-ikan bisa sangat bahagia.

    Mendengar ucapan ayah  seekor ikan kecil  segera mencari-cari tahu tentang dimana keberadaan air. Ia berharap bisa menemukan sesuatu yang penting itu yang membuat kehidupannya bahagia. Bergegas ikan itu bertanya kepada sahabat-sahabatnya yang lain namun tak ada yang pernah tahu dimanakah air berada.

    Siang malam ikan itu hanya terpikir oleh kata-kata seorang ayah tentang air. Sampai akhirnya ikan kecil itu menemui seekor ikan tua yang telah hidup sangat lama. Ikan itu berkata, “Kek, apakah anda tahu dimana air itu? Saya dengar air itu adalah sumber kehidupan dan kebahagiaan para ikan?” Tanya nya dengan penuh rasa ingin tahu. Tak lama kakek itu tersenyum dan berkata, “Wahai cucuku air itu ada disekelilingmu, kebahagiaan yang kau cari itu sebenarnya selalu hadir di sekitarmu. Kenapa kau susah-susah mencarinya?”. Sambil tersentak heran ikan kecil itu menjawab, “Hahh yang bener kek, kakek tidak salah ucap kan”. “Iya cucuku, air  adalah tempat kita hidup. Tanpanya kita semua akan mati” Kakek ikan yang bijak itu tersenyum dan berkata dengan sangat lembut.

    Cerita di atas mengingatkan kita akan kehidupan yang selama ini dijalani. Banyak orang yang mencari-cari kebahagiaan hidup. Ada yang menganggap bahwa kebahagiaan itu adalah uang, sebagian lagi menganggapnya sebuah jabatan, ataupun popularitas. Mereka lupa bahwa kebahagiaan sendiri sebenarnya ada di dalam diri yaitu hati kita. Semua itu bukan menjadi jaminan menjadikan hidup ini bahagia. Ianya adalah hanya sebuah alat untuk meraih kebahagiaan. Apalah artinya harta berlimpah, jabatan tinggi atau pun popularitas jika kita tidak bisa menyucikan hati kita. Alih-alih membuat bahagia justru akan lebih membuat diri ini semakin rakus dan hidup menjadi tersiksa.

    Mulai sekarang marilah kita bersihkan hati ini. Berbuat baiklah kepada sesama dan sucikanlah diri dari dosa. Rasakanlah kebahagiaan yang timbul darinya.  Jadikanlah harta, jabatan, dan popularitas itu sebagai sebuah alat untuk memberikan manfaat kepada sesama sehingga akan memberikan sebuah efek yang berupa kebahagiaan yang berasal dari ketulusan orang lain dan ridho Allah Swt.

    Jika anda mengejar harta jadikanlah harta itu sebagai jalan untuk membantu orang lain. Jika anda mengejar jabatan, gunakanlah kepercayaan itu untuk lebih memberikan manfaat kepada sesama. Buang jauhlah sifat egois yang mengabaikan kebahagiaan orang lain demi kebahagiaan sendiri. Jika anda mengejar popularitas jadikanlah popularitas itu sebagai sebuah inspirasi agar memberikan motivasi bagi orang lain untuk bisa mencapai kesuksesannya.
Ternyata benarlah dengan kita menyucikan diri dari dosa maka kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.

Semoga bermanfaat.

Kalau ada sumur diladang 
Boleh kita menumpang mandi 
Kalau ada umurku panjang
Semoga bisa posting lagi